Thursday, February 26, 2009

Book Review

The Learning Revolution

Anda belajar melalui apa yang anda lihat,
apa yang anda dengar, apa yang anda sentuh, apa yang anda baui,
apa yang anda kecap, apa yang anda lakukan, apa yang anda bayangkan,
apa yang anda intuisikan, dan apa yang anda rasakan.

Jeannette Vos


Pengantar
The Learning Revolution, Sebuah buku yang membawa manusia pada sisi lain dari dunia belajar. Buku ini merupakan buah karya kolaborasi antara Gordon Dryden, berkewarga negaraan Selandia Baru yang merupakan seorang penyiar sekaligus pemilik stasiun TV, dan Jeannette Vos, seorang warga Negara Amerika dan peraih doktor dalam bidang pendidikan. Gabungan luar biasa dari peneliti akademis dan seorang komunikator media ini mempersembahkan paduan yang sangat andal untuk melakukan revolusi, sehingga abad abad baru tidak sama lagi dengan masalah masalah lalu.
The Learning Revolution, buku fenomenal yang terjual sebanyak 2.007.691 kopi hanya dalam tiga minggu, membuat kita tersadar tentang dunia belajar yang dulunya dianggap melelahkan ternyata adalah dunia yang menyenangkan. Efektifitas belajar yang selalu digambarkan dengan “keseriusan” dan “konsentrasi” kurang sejalan dengan trend pembelajaran ataupun tuntutan yang diingikan oleh peserta didik/pembelajar pada kondisi sekarang ini.
Ide revolusi cara belajar yang diusung oleh Gordon Dryden dan Jeannette Vos dalam bukunya sangat dikuatkan dengan kutipan yang diungkapkan oleh Peter Kline, seorang penulis “The Everyday Genius”, yang menyatakan bahwa “Learning is most effective when it’s fun.”(Belajar akan efektif kalau anda dalam keadaan fun). Selain itu, dalam buku ini juga terdapat pernyataan mencengankan dari Tony Buzan, penemu konsep mind mapping (pemetaan pikiran). Buzan menyatakan bahwa “Your brain is like a sleeping giant.” Dengan perpaduan dua konsep tersebut, apa yang akan terjadi? Tentu saja kekuatan berpikir akan meraksasa jika kita dalam keadaan yang menyenangkan.
Menyenangkan berarti seluruh komponen fisik dan non fisik terbebas dari tekanan. Menyenangkan juga berarti kondisi diri berada dalam keadaan yang benar benar lepas, bebas dan luas. Selanjutnya, keadaan fun akan melapangkan jalan seseorang dalam mendayagunakan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal. Atau, dengan kata lain, keadaan fun akan mendorong seseorang untuk bersungguh sungguh, terlibat dan asyik melakukan sesuatu, termasuk dalam belajar. Dalam bahasa psikologi akan sangat berhubungan dengan emotional intelligence (EQ), keadaan fun adalah meadaan yang berkaitan dengan emosi positif.


Melalui Revolusi Cara Belajar ini, penulis buku menunjukkan kepada pembacanya mengenai cara memosisikan diri agar dapat berada dalam keadaan yang fun (menyenangkan). Berbagai tekhnik yang disajikan mengajak pembaca untuk mengeksplor seluruh potensi diri yang dimiliki dengan kekuatan pribadi masing-masing. Ruang untuk berhasil dalam dunia belajar dan pembelajaran sangatlah luas seluas potensi yang tak berbatas yang dimiliki oleh manusia.
Penumbuhan motivasi menjadi salah satu misi dari revolusi cara belajar ini. Karena bagaimanapun, motivasi menjadi salah satu fakor yang paling menentukan dalam membentuk prilaku belajar, dan keberhasilan suatu kegiatan belajar dan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh prilaku belajar. The Learning Revolution, sebuah buku yang sungguh hebat, mampu merangsang, menantang, dan menggugah banyak pendidik dimasa depan dan membentangkan kepada pembaca berbagai kemungkinan terhadap masa depan pendidikan. Saran-saran praktis ditampilkan dengan begitu inspiratif, kreatif, dan mengasyikkan. layak untuk dibaca oleh seluruh dunia, semua kalangan, pendidik, dan peserta didik.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam The Learning Revolution
Dalam buku ini, Gordon Dryden dan Jeannette Vos menyajikan tekhnik-tekhnik yang memandu pada terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, tidak memberikan metode belajar atau mengklaim salah satu metode belajar yang paling pantas untuk diterapkan dalam belajar karena pada hakikatnya setiap orang memiliki gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik, dalam hal ini setiap orang adalah guru dan sekaligus murid dalam belajar.
Dalam buku ini, sedikitnya ada tiga gaya utama belajar yang dikemukakan oleh para peneliti pendidikan, yaitu: 1. pelajar haptik, dari kata yunani yang berarti “bergerak bersama”: orang yang belajar paling baik ketika mereka terlibat, bergerak, mengalami, dan mencoba-coba, sering disebut juga pelajar kinestetik. 2. Pelajar visual, yang belajar paling baik ketika mereka melihat gambar-gambar yang mereka pelajari, sebagian kecil mereka berorentasi pada “teks tercetak” dan dapat belajar melalui membaca. 3. Pelajar auditorial, yang belajar paling baik melalui suara: musik dan berbicara.
Lynn O’Brien, Direktur Spesific Diagnostic Studies Inc., di Rockville, Maryland, menemukan bahwa kebanyakan pelajar sekolah dasar dan menengah1 paling baik belajar ketika mereka terlibat dan bergerak, sementara orang dewasa lebih suka belajar secara visual. Namun kebanyakan orang yang mengombinasikan ketiga gaya itu dengan berbagai cara.
Teknik-teknik belajar fun (menyenangkan) yang disajikan dalam buku ini menggunakan multi approaches. Enquiry-discovery based learning merupakan pendekatan belajar dan pembelajaran yang menjadikan si pembelajar sebagai pelaku utama dalam kegiatan belajar. Segala aktifitas belajar dilakukan dengan mencari dan menemukan sendiri. Pembelajaran mandiri adalah kunci utama dengan disediakannya lingkungan dan peralatan yang baik untuk pelatihan mandiri. Anak-anak kecil pun akan menjadi pendidik mandiri yang antusias sepanjang hidupnya.
Disamping itu active learning suatu pendekatan yang menekankan pada konsep learning by doing juga menjadi salah satu penekanan pada revolusi cara belajar ini. Pendidikan biasanya tidak efektif jika memisahkan teori dengan praktik. Optimalisasi seluruh indera yang dimiliki pada saat belajar akan membantu munculnya berbagai kesan belajar. Jika anda mempelajari bahasa maka ucapkanlah, jika belajar tentang komputer, praktikkanlah. Jika ingin jadi pembicara publik, bicaralah di depan umum. Jika ingin jadi penulis, menulislah. Hal ini sejalan dengan pepatah olahraga yaitu “tidak ada kesalahan, yang ada adalah latihan”.
Selanjutnya, teknik-teknik belajar fun (menyenangkan) yang disajikan dalam buku ini juga menggunakan pendekatan resource based learning. Yaitu suatu pendekatan belajar dengan berdasarkan sumber, segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan peserta didik dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, bukan dengan cara konvensional dimana pendidik menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik, tapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, laboratorium, internet, kebun, dan semacamnya. Dalam segala hal, murid itu sendiri aktif, apakah ia belajar menurut langkah langkah tertentu, seperti dalam belajar berprogram, atau menurut pemikirannya sendiri untuk memecahkan masalah tertentu.
Revolusi cara belajar, salah satu gagasan utamanya menuju masyarakat pembelajar baru adalah dengan memposisikan peran komunikasi elektronik di dunia pendidikan. Internet, computer, laptop menjadi sebuah media yang membantu terselenggaranya proses pembelajaran yang efisien dan efektif. Peserta didik mampu menakses informasi bacaan dari arah mana pun yang dikehendaki. Hal ini memjadi bagian dari pembelajaran mandiri. Jika demikian sekolah akan menjadi ajang kegiatan paling menarik di lingkungan tempat sekolah itu berada. Dari sinilah mereka diarahkan untuk menjelajahi seluruh dunia pengalaman dan pengetahuan.
Selain faktor fasilitas seperti gagasan yang dijelaskan diatas, dibahas pula peran guru atau pendidik yang bukanlah orang yang memberi atau mengajar dengan monoton tetapi diposisikan sebagai manajer pembelajaran. David Kerr, seorang chief executive di Southland Polytechnic, mengemukakan bahwa para guru menjadi manajer pembelajaran di pusat pusat pembelajaran dengan menempatkan siswa menjadi klien, sama seperti klien pengacara atau profesi lain.
Tidak jauh berbeda dengan Quantum Learning, keduanya menyajikan berbagai kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning pada dasarnya merupakan salah satu revolusi dalam dunia pembelajaran yang memiliki prinsip suggestology yang hamper mirip dengan proses accelerated learning. Prinsip suggestology berarti bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel pada tempat belajar. Guru-guru yang terampil dalam seni pembelajaran sugestif digunakan.
Ada beberapa hal yang penting dicatat dalam the learning revolution yang pada dasarnya memiliki kesamaan kosep dengan accelerated learning dan quantum learning yaitu dikenalkannya peserta didik dengan “keajaiban pikiran”, yang dalam quantum learning dikenal dengan “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Tony Buzan, seorang pakar psikologi dan memori, mengatakan bahwa otak manusia terdiri dari triliunan sel otak. Setiap sel otak adalah seperti gurita kecil yang begitu kompleks. Ia memiliki sebuah pusat dengan banyak cabang, dan setiap cabang memiliki banyak koneksi. Tiap-tiap sel otak tersebut jauh lebih canggih daripada kebanyakan computer di planet ini. Setiap sel tersebut berhubungan dengan ratusan ribusampai puluhan ribu sel yang lain. Dan mereka saling bertukar informasi. Ini sering disebut sebagai jaringan yang paling memesona, benda yang begitu kompleks dan indah. Dan tiap orang memilikinya.
Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spon menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “ cara yang menyenangkan dan bebas tress”. Berdasarkan tentang unsur-unsur, struktur, dan bagaimana ia bekerja maka dibuatlah model pembelajaran yang yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan, mengembangkan fungsi motor sensorik dan bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak (krir dan kanan).
Demikianlah buku the lerning revolution hadir secara umum dengan melihat dunia belajar dan pembelajaran dapat diolah dengan mengadopsi prinsip-prinsip dari dunia olahraga dan bisnis. Buku ini juga hadir sesuai dengan kebutuhan generasi kondisi kekinian. Bagaimana pun, Quantum Learning dan Accelerated Learning menjadi bagian dari sebuah dunia revolusi dalam belajar dan pembelajaran yaitu The Learning Revolution.

Kritik Subtantial
Munculnya berbagai inovasi baru dalam dunia belar dan pembelajaran adalah sebuah tuntutan zaman. Generasi yang tumbuh di era global yang sarat dengan informasi dan teknologi juga menginginkan wajah baru dari sebuah kemasan pembelajaran, bukan lagi kemasan lama seperti yang dinikmati oleh generasi sebelum mereka. Revolusi cara belajar sudah lebih dahulu diterapkan oleh negara-negara maju dan beriringan dengan itu konsepnya sudah mulai juga merambah masuk pada negara negara berkembang seperti Indonesia.
Suatu hal yang menjadi kelemahan dari suatu revolusi belajar yang notabene memberi kebebasan penuh pada peserta didik dan pembelajar dalam belajar mandiri adalah akan menimbulkan berkurangnya peran dan tanggung jawab sang guru kepada perkembangan peserta didiknya.
Di satu sisi revolusi belajar akan mampu memacu peningkatan kemampuan intelektual umat manusia melalui dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung dalam pembelajaran, segala bahan bacaan dapat di akses dengan mudah dan menyenangkan. Tapi disisi lain telah mengabaikan peranan pendidikan secara umum, yaitu pembentukan akhlaq dan moral manusia. Guru akan sangat tergantung pada fasilitas sehingga lambat laun nantinya peranan guru akan tergantikan oleh media tersebut. Tidak hanya sampai disitu, Peserta didik jika tidak di dampingi dalam proses pembelajaran, maka memungkinkan terjadi misunderstanding dalam memaknai materi yang dilihat.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu siswa harus tetap di temani oleh guru yang pada dasarnya merupakan pendamping dalam dunia pembelajaran, sehingga hasil dari tujuan belajar bisa dicapai dengan maksimal.
References

Bahri Djamarah Syaiful dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Cet. II; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002

Dryden Gordon dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution), Cet. I; Bandung: Kaifa, 2000

Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Cet. V; Bandung: CV Alphabeta, 2007
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. XI; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

Syaodih Sukmadinata Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Cet. IV; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007

Read More......

Hanya Engkau Disini

Saat semuanya pergi
Hilang tanpa jejak
Engkau tetap disini tak beranjak
Setia menemani

Dikala hati ini rapuh
Berbentuk tak berisi
Engkau juga masih tetap disini
setia menguatkan

Air mata yang jatuh dengan sia-sia jadi berarti
Saat semuanya adalah karenamu
Rindu inipun jadi istimewa
Saat semuanya adalah untukmu

Kenapa semua terlambat aku rasa
Setelah berkelana dirimba hati para pencinta
yang semuanya bermusim
Semua baru aku rasa
Setelah terperangkap dilembah kasih
Yang semuanya hanya lumpur kepalsuan

Engkau yang tetap disini
Menuntunku saat tersesat di rimba itu
Menggapaiku saat kuterperosok di lembah itu
Segala rindu, cinta hanya pantas untumu
sang pemilikku

Read More......

Edelweis

Keabadian
Kau kekal pada masamu
Tiada akhir dari kehidupanmu
Hingga engkaupun tetap hidup
Dengan ataupun tanpa nafas
Kesetiaan
Selalu kau persembahkan
Bagi tiap yang memilikimu
Mereka telah memisahkanmu dari nafasmu
Namun masih kau persembahkan
Harummu padanya
Ketangguhan
Engkau bertahan tak melemah
Atas kondisi apapun kau berada
Kau tetap tegar
Demi hidupmu dan sekitarmu
Yang telah memilikimu


Keihlasan
Tak setetes air kau rasakan
Namun kau trus memberi
Lebih dari kebahagiaan
Hanya dengan memandangimu

Edelweis
The endless life
Kuingin engkau mengajari manusia
Mengajari diriku
Tidak pada kata-kata
Tapi pada makna
Kesetiaan, keabadian,
Ketangguhan dan keikhlasan

Read More......

ya... hidup

Hidup ini adalah pilihan
Bahagia dan sedih adalah jalannya
Tak akan pernah luput
Selamanya….

Menjadi bijak juga adalah pilihan
Belajar memahami segalanya dari sudutnya masing-masing
Yang menjadikan hidup lebih bermakna
Karena disana ada kebahagiaan orang-orang yang dicintai

Namun enjadi pecundang juga adalah pilihan
Yang masih Belajar untuk menemukan kebahagian
Yang menjadikan hidup lebih menyenangkan
Karena disana ada kepuasan hanya untuk diri yang tercinta

Saat ini
Bijak adalah pilihan
Bagi mereka yang masih ingin mendengar kata hatinya
Bukan bagi mereka yang sekedar mendengar kata akalnya

Read More......

Sunday, February 22, 2009

Sang jiwa

Bumi disini ikut mendengar
Alam disana ikut merasakan
Malaikat di surga pun ikut termangu….
Karena makhluk
Mereka tahu tentang sang jiwa

Yang dilubuk hanya membatin
Beribu pesan tak terlafazkan
Hanya terangkai
Dengan butiran mutiara
Yang datang dari telaga bening
Namun
Adakah pula jiwa
Yang mampu merasakannya
Karena hanya jiwa yang mampu memahami sang jiwa
Read More......

My fell

A fell you never want to know
And you yourself grow it
A hope you never want it to be real
And you yourself give it
You are like a betrayal
But not a real

All I feel I tell to star far away
All I hope I tell to angles in the heaven
Let them tell to God what I need
Let the sky write down all
Till God give or not
I’m still here to have my fell n hope
B’cause I believe nothing is useless
Read More......

Wednesday, February 18, 2009

Bahasa Arab Modern

I.PENDAHULUAN
Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah), atau secara mudahnya Arab (عربي ‘Arabī), adalah sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh dunia Arab, sedangkan bahasa Arab baku diketahui di seluruh dunia Islam.
Di dunia Arab persoalan yang paling akut adalah persoalan bahasa ini. Dalam pola yang khusus, problem ini dengan jelas bisa dilihat dari perbedaan mencolok antara bahasa yang dipergunakan di rumah, jalan atau bahasa sehari-hari dengan bahasa tulis, lisan, dan bahasa ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Perbedaan antara bahasa fusha (resmi) dengan ragam dialek bahasa `âmiyah (pasaran) sangatlah kentara. Anak-anak Arab banyak mengalami kesulitan ketika mempelajari bahasa fusha, baik dalam hal pengucapan, penulisan ataupun penyusunan. Kesulitan yang sama juga mereka alami ketika berinteraksi dan mempelajari bahasa asing non-Arab. Tidak hanya sampai di sini tapi parahnya, bahasa fusha yang diajarkan di sekolah-sekolah tidak mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tataran pemikiran ataupun pengungkapan. Karena bahasa fusha dalam bentuknya sekarang hanya mampu mencakup sedikit saja dari pelbagai macam fenomena yang digeluti tiap hari. Yakni fenomena-fenomena hasil peradaban modern, baik bersifat material maupun maknawi. Ini di satu sisi. Sedangkan di sisi lain, bahasa `âmiyah mampu mencakup wilayah yang lebih luas karena eksistensinya sebagai bahasa inklusif. Bahasa yang menerima tambahan "kata-kata baru" (al-dakhîl) dari bahasa non-Arab, dengan tanpa batas.

Keterpisan (infishâl) antara bahasa fusha dengan dialek setempat dalam peradaban Arab, bukanlah akibat dari pengaruh abad XXI atau abad XX. Bukan juga dari friksi antara peradaban Arab dengan peradaban modern. Tapi, hal itu berakar pada masa ekspedisi-ekspedisi Islam pertama hingga awal kejayaan peradaban Islam itu sendiri, minimal hingga awal kekuasaan Dinasti Umawiyah. Tepatnya, ketika para penduduk negeri taklukan mulai berasimilasi dengan masyarakat Arab-Islam, seraya tetap membawa bahasa dan kebudayaan asli mereka.
Sejarah telah mencatat bagaimana bahasa Arab mengalami masa fluktuatif, beberapa kali mengalami kemerosotan setelah sebelumnya juga mengalami kemajuan. Hal ini terjadi seiring dengan pergolakan politik dan invasi yang terjadi di dunia Arab sendiri maupun Negara lain yang banyak memberi pengaruh pada dunia Arab.
Perkembangan zaman juga telah menuntut bahasa Arab untuk melakukan rekonstruksi dan kodifikasi terhadap istilah-istilah modern dan kontemporer dalam arti semua kosa-kata yang dibutuhkan untuk mengekspresikan realitas-realitas kehidupan modern sekarang, baik bersifat material maupun pemikiran.
Yang akan dibahas pada makalah ini adalah apa pengertian bahasa Arab Modern, bagaimana awal perkembangan bahasa Arab modern, langkah–langkah pengembangan bahasa Arab modern, dan bagaimana pengaruh uslub eropa terhadap bahasa arab modern dan kontemporer.
II. PEMBAHASAN
Pengertian bahasa Arab Modern
Sebelum membahas tentang awal perkembangan bahasa Arab modern akan diungkap sedikit tentang apa itu bahasa Arab modern. Dilihat dari perkembangan bahasa Arab yang demikian pesat dan beragam, corak bahasa Arab dewasa ini mempunyai tiga bentuk, yaitu: Bahasa Arab klasik, bahasa Arab Modern dan bahasa Arab dialek (Ammiyah).
Bahasa Arab klasik yaitu bahasa Arab Alqur’an. as-Sunnah, dan bahasa Arab zaman kuno sampai zaman modern, yaitu zaman dimulai sejak Prancis menduduki Mesir pada tahun 1798M. Dari bahasa klasik ini timbul bahasa Arab modern yaitu bahasa Arab klasik yang dibubuhi elemen-elemen modern.
Varietas bahasa Arab modern ini yang bersumber dari bahasa Arab klasik adalah sama dengan bahasa Arab yang dipakai oleh masyarakat zaman Rasulullah meskipun tentu saja terdapat beberapa kosa kata baru buat objek-objek dan konsep-konsep kurang familiar 14 abad yang lalu.
Varietas ini adalah media pokok komunikasi dalam bentuk buku-buku, majallah, surat kabar, papan pengumuman, dokumen pemerintahan dan surat-menyurat, juga dipakai oleh media televisi dan radio, termasuk dalam pidato-pidato serta konfrensi-konfrensi dan seminar-seminar ilmiah bahkan dibangku-bangku kuliah.
Sedangkan untuk percakapan sehari-hari, bahasa Arab yang digunakan bukanlah bahasa Arab fushah baik itu klasik ataupun modern, tetapi bahasa Arab Ammiyah yang sesuai dengan dialek daerah masing-masing. Dalam jenis bahasa Arab ini terdapat perbedaan yang sangat khas antara satu dialek dengan yang lainnya yang berupa perbedaan kosakata dan pengucapan.
Awal perkembangan bahasa Arab modern
Bahasa Arab pada pemerintahan kesultanan Usmaniyah mengalami keadaan yang statis. Ia tidak berkembang mengikuti perkembangan dan kemajuan hidup modern yang dibawa zaman sesudah terjadinya kebangkitan, tepatnya setelah revolusi industry di Eropa. Sesudah kekuasaan Prancis yang dikomandoi oleh Napoleon Bonaparte mulai menjajah Mesir akibat keberhasilan serbuan Napoleon pada 1798 M di Mesir, kesadaran untuk bangkit dari keterpurukan dan harapan maju dengan landasan ilmu pengetahuan modern mulai berkembang. Kesadaran tersebut lahir terutama di kalangan kelompok masyarakat Mesir, setelah mereka terpengaruh golongan intelektual Eropa yang datang ke Mesir bersama serbuan Napoleon.
Masyarakat Mesir khususnya kaum terpelajar merasakan hembusan revolusi yang dibawa oleh Perancis yang berhasil menaklukkan Mesir. Mereka merasa tergugah untuk melakukan kodifikasi bahasa-bahasa Arab klasik yang menjadi standar bagi bahasa Arab modern yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak lebih kurang abad VI.
Golongan intelektul Eropa yang mendapat posisi sangat terhormat tersebut di Mesir membangun berbagi sarana yang melandasi dan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di Mesir, seperti lembaga ilmu pengetahuan, perpustakaan sekolah, surat kabar, laboratorium penelitian dan percetakan Arab. Banyak lembaga pendidikan untuk berabagi kalangan dibuka guna mempelajari bermacam-macam pengetahuan, seperti pengetahuan kemiliteran, kedokteran, teknik, pertanian, kesenian, adminisrtasi, bahasa dan terjemahan.
Bahasa Arab adalah bahasa pengantar di sekolah tersebut karena guru-guru yang mengajar sebagian besar adalah alumni Eropa dari kelompok misi mahasiswa Mesir yang beberapa tahun sebelumnya telah berhasil melanjutkan studi ke Eropa. Kuliah-kuliah yang diberikan guru besar asing juga disampaikan dalam bahasa Arab setelah melalui penerjemahan.
Rifa’ah Rofi’at, Tohtowi misalnya dapat dianggap sebagai perintis dalam penciptaan istilah-istilah modern. Istilah-istilah tersebut mereka gali dalam buku-buku ilmiah berbahasa Arab yang klasik, kemudian diterapkan sebagi istilah-istilah untuk berbagai bidang ilmu pengetahuan. Inilah salah satu langkahyang paling berhasil dalam rangka mengatasi dan menguarai sebab-sebab keterbelakangan bahasa Arab sekaligus meletakkan dasar kokoh bagi bahasa Arab untuk menjadi bahasa yang dinamis dan mampu berkembang secara wajar.
Langkah langkah pengembangan bahasa Arab modern.
Mengingat daerah-daerah lain yang letaknya berjauhan dengan negara-negara Arab, dan dijadikannya bahasa Turki secara resmi diajarkan dan menjadi bahasa pengantar di sekolah–sekolah dan lembaga pendidikan di pemerintah Kesultanan Usmaniyah, maka dalam rangka mempertahankan bahasa Arab, pada akhir abad 19, al-Jami’iyah al-khairiyah al-islamiyah mendirikan sekolah-sekolah di Damaskus dan kota-kota lainnya di Syiria. Pada saat yang bersamaan, di Beirut dan beberapa bagian lainnya di Libanon, sekolah-sekolah juga didirikan oleh misi agama Kristen.
Sekolah-sekolah tersebut memberi perhatian yang sangar besar kepada bahasa Arab dan mendukung usaha-usaha pembinaannya. Bahkan, sebuah Universitas yang bernama American University pun dibangun di kota Beirut. Di universitas ini bahasa Arab diajdikan sebagai bahasa pengantar dalam perkuliahan. Karena itu tidak mengherankan bila diantar amahasiswa universitas ini bermunculan orang asing (non Arab) yang ahli dalam pengetahuan bahasa Arab. Pada akhir abad ke 19 orang asing yang pemahaman bahasa arabnya sangat bagus itu mampu menerjemahkan beberapa buku ilmiyah kedalam bahasa Arab.
Dalam menerjemahkan buku-buku tersebut mereka menggunakan, meninjau dan menyempurnakan istilah-istilah yang lazim digunakan buku-buku karya penulis Mesir sebelumnya. Ini merupakan langkah berani dan sangat maju bagi usaha pengembangan bahasa Arab untuk digunakan sebagai bahasa ilmu dan bahasa pengetahuan modern serta peradabannya. Sayang tidak lama setelah itu pihak American University menyingkirkan bahsa Arab yang semula ditetapkan sebagai bahasa pengantar. Bahkan dunia pendidikan tinggi Libanon dan Syiria pun menjadikan bahasa Arab sebagi bahasa yang tidak layak digunakan.
Keadaan demikian terus berlangsung hingga akhirnya dikota Damaskus didirikan sebuah fakultas kedokteran pada 1919M. Di fakultas ini ilmu kedokteran mulai diajarkan kembali dengan bahasa pengantar adalah bahsa Arab. Sejak itu bahasa Arab menempati posisinya kembali di dunia pendidikan tinggi di semua negara Arab. Pengaruh yang paling menonjol pada perkembangan bahasa ini adalah tibulnya kecenderungan untuk memperluas penggunaan kata-kata baru yang berasal dan diserap dari beberapa bahasa Eropa. Kata-kata baru semacam itu jumlahnya semakin besar dan penggunaannya dianggap memunculkan bahasanya terhadap eksistensi bahsa Arab karena itu bangkitlah gerakan-gerakan yang berusaha menghidupkan kembali pusaka kebudayaan lama dan juga menghidupkan kembali penggunaan kata asli Arab dari bahasa Arab fushah.
Untuk menyukseskan rencana gerakan itu, dibuatlah percetakan dan penerbitan buku di negara-negara Arab untuk memasyarakatkan kembali buku-buku sastra Arab dari segala zaman yang jumlahnya sangat banyak. Kehadiran buku-buku sastra tersebut akhirnya melahirkan gerakan pemurnian bahasa Arab seperti yang pernah terjadi pada zaman sebelumnya.
Sarana paling penting yang diciptakan oleh para pioner, ulama, dan orang-orang yang punya “hobi” dalam mengumpulkan bahasa Arab ialah "risalah-risalah kecil tentang kata dan makna". Sebagian besar dari risalah-risalah tersebut masih ada sampai sekarang, yang memuat tentang nama-nama. Seperti kitâb al-mathar (risalah tentang hujan) dan kitâb al-laba` wa al-laban (risalah tentang colostrums dan air susu) karya Abu Zaid Al-Anshary, kitâb al-ibil (risalah tentang onta), kitâb al-khail (risalah tentang kuda), kitâb al-syitâ` (risalah tentang musim dingin), kitâb asma` al-wuhûsy wa shifatiha (risalah tentang nama-nama binatang buas dan sifat-sifatnya), kitâb khalq al-insân (risalah tentang penciptaan manusia), kitâb al-nakhl wa al-karm (risalah tentang korma dan anggur), dan kitâb al-nabât wa al-syajar (risalah tentang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan) karya Al-Ashma`i. Semuanya adalah risalah-risalah khusus yang memuat kata-kata dari bahasa Arab yang fasih dan berlaku dalam tema tertentu.
Hasil yang paling mengagumkan dan tampak jelas ialah penggantian banyak sekali kata asing dengan kata-kata asli Arab dalam berbagi sigat yang baru. Adapun segi bahasa yang dipengaruhi oleh bahasaEropa tetap terbuka untuk menerima pengaruh dari bahasa Eropa tersebut. Banyak ungkapan dan kosakata yang sebenarnya hanya merupakan penerjemahan yang salah satu dari bahasa Eropa sedangkan gaya bahasanya tidak mengalami perubahan. Hal tersebut banyak terdapat, terutama dalam bahasa jurnalistik. Pengaruh bahasa-bahasa Eropa tidak hanya terbatas pada bahasa Arab fushah, tetapi merembes juga ke dalam bahsa Arab ammiyah. Akibat pengaruh itu, bahasa ammiyah juga mengalami perubahan-perubahan meskipun berjalan sangat lambat.
Selanjutnya dilakukan usaha pengembangan terhadap bahasa Arab fushah, diantara usaha-usaha tersebut adalah pendirian lembaga bahasa arab (Majma’u al Lughah) pada tahun 1934M. Tujuan utama pendirian lembaga ini adalah untuk memelihara keutuhan kemurnian bahasa Arab fushah dan melakukan pengembangan agar menjadi bahasa yang maju dan mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan kemajuan dunia seni, ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Jauh sebelum lembaga bahasa arab tersebut dibentuk, bahasa arab sudah mengalami kemajuan yang sangat baik setelah metode pengajaran bahasa arab diperbahrui di lembaga-lembaga pendidikan.
Langkah pembaharuan tersebut dimulai di Institut Darul Ulum (Ma’had Darul ‘Ulum)ketika studi sastra Arab mulai diajarkan Syekh Husain A-lMarshafi dengan nama ‘Ulum al-Adab. Untuk memenuhi kebutuhan referansi mata kuliah tersebut,beliau kemudian menulis dua buku yang masing-masing al-Washilah al-Adabiyah dan Sulammu al Mustarsyid. Setelah syekh Husain al-Marshafi berhasil mengembangkan lembaga bahasa itu, beliau digantikan Syekh Hamzah Fathullah yang juga berhasil menulis buku yang berjudul Al Mawahib al-Fathiyyah fi allughah al Arabiyyah. Sebenarnya kedua metode pengajaran yang dikembangkan kedua orang ahli bahasa itu tidak jauh berbeda dengan metode yang digagas al-Mubarrid (Abu al-Abbas Muhammad)dalam bukunya yang sangat terkenal al-Kamil, Abu ‘Ali al-Qali dalam bukunya al-Bayan wa Tabyin. Materi-materi yang disajikan dalam buku-buku tersebut meliputi berbagai hal seperti puisi (asy-syi’ir), prosa (al-Atsar), pribahasa (al Amtsal) dan kisah (al-Qishah) yang diuraikan dari berbagai aspek seperti sharaf, nahwu,balaghah, dan arudl.
Metode tersebut menjadi pint of return untuk perubahan-perubahan pembaharuan berikutnya hingga perkembangannya menjadi mirip dengan metode yang dikembangkan oleh penulis-penulis jerman seperti Carl Brockleman yang membedakan antara studi sejarah sastra dan studi kritik sastra. Metode tersebut tercermin dalam buku Tarikh Adab al-Lughat al Arabiyyah dan al-Wasith al Adab karya Ahmad al Iskandari, Metode tersebut diterapkan lebih dalam lagi di al-Jamiah al Misriyyah al Ahliyyah.
Selanjutnya George Zaidan dengan bukunya yang berjudul Tarikh al Adab dan Mustafa shadirah Rafi’I (sekitar tahun 1911-1914) dengan bukunya Tarikh al Adab al Arab telah menarik perhatian orang orang terhadap bahasa Arab terutama mengarang dibidang sastra Arab dengan pembahasan yang lebih luas dan cakupan materi yang lebih dalam dari pada ahli bahasa yang ada di Mesir yang kemudian diformulasikan dengan metode barat.
Pengaruh lain dari hadirnya kedua buku tersebut ialah semakin meluasnya keinginan untuk berekpresi secara bebas dan kebebasan mimbar serta penelitian di Kampus al Jami’ah al Mishriyyah. Realitas ini mempesatkan kemajuan yang dicapai pengajaran bahasa dan sastra Arab. Salah satu bukti nyata itu adalah Thaha Husain berhasil meraih gelar doktor yang merupakan gelar doktor pertama yang diberikan al Jami’ah al Mishriyyah dengan judul disertasi Dzikra Abil ‘Ala pada tahun 1914.
Ada banyak guru besar al Jami’ah al Mishriyyah yang menghasilkan karya-karya tulis terbaik mereka seperti Hifni Nasif dengan karyanya Tarikh al Adab. Sepulang dari Eropa Ahmad dlaif dan Thaha Husen menulis buku-buku yang merupakan sumbangan pemikiran mereka bagi pembaharuan metode pengajaran bahasa dan sastra Arab. Ahmad dlaif menulis dua buku, Muqaddimah li Dirosah Balaghah al Arab (1921) dan Balaghah al Arab fi al Andalus (1924), sedangkan Thaha Husen menulis buku Fi al Adab al Jahil.
Pada masa ini juruan bahasa Arab dan bahasa Semit menjadi jurusan terkemuka diantara beberapa jurusan yang di buka di al Jami’ah al Mishriyyah. Demikianlah perkembangan yang terjadi dalam bahasa Arab modern mempengaruhi perkembangan pengajaran bahasa Arab dan demikian sebaliknya perkembangan metodologi pengajaaran bahasa Arab berpengaruh pada perkembangan bahasa Arab itu sendiri.
Demikianlah perkembangan bahasa Arab modern yang terjadi secara continiu meskipun terkesan agak lambat karena bebagai hambatan. Dan akhirnya dunia Arab menerima keberadaan Bahasa Arab Modern yang notabene adalah bahasa fushah sebagai bahasa resmi di Negara-negara mereka. Dan selanjutnya bahasa Arab modern dituntut untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan melahirkan bahasa Arab kontemporer.
Pengaruh Eropa terhadap bahasa Arab Modern dan Kontemporer.
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sejak akhir abad XX yang juga disebut dengan era informasi dan komunikasi, dunia barat mengambil alih kendali informasi dunia dengan penguasaan mereka terhadap media massa baik cetak maupun elektronik sehingga dengan cepat media massa mereka berpengaruh kepada media massa Negara-negara berkembang (Developing Countries) dalam hal istilah-istilah dan ungkapan-ungkaapan tertentu.Dibawah ini dikemukakan beberapa ungkapan yang diadopsi dari media massa barat, antara lain:
Memburuknya hubungan antara kedua Negara
توتر العلاقات بين البلدين
Menang dengan suara mayoritas mutlak
فازبأقلبية ساحقة
Tidak ada yan baru
لاجديد تحت الشمس
Last but not least
وأخيرا ليس أخرا
Mencermati situasi terkini
يسلط (يلقى) الضوء على الموقف الراهن
Merupakan ancaman bagi perdamaian
يشكل خطرا على السلام
Meliputi berita world cup
يغطى أخبار بطولة كأس العالم
Bermain api
يلعب بالنار
Memegang peran kunci dalam perpolitikan
يلعب دورا حطيرا فى السياسة
Selain itu media massa juga menggunakan istilah-istilah kontemporer yang sebagiannya bermakna lain dari pemakaian biasa, diantaranya sebagai berikut:

Member penjelasan = أدلى يدلى ببيان
Protes = احتجاج
Naik banding = لستئناف
Penjajahan = استعمار
Referendum = استقتاء
Cloning =استنساخ
Menumpang = استقل-يستقل السيارة
Reformasi = اصلاح
Hukuman mati =اعدام
Globalisasi = انفتاح العالمى
Sederhana = بسيط
Inflasi = تضخم
Siaran tunda = تسجيل
Demikianlah beberapa contoh bahasa kontemporer dalam bahasa Arab yang merupakan salah satu bentuk perkembangan dari bahasa Arab di zaman modern ini.
III.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas pada pembahasa dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Bahasa Arab modern adalah bahasa arab klasik yang telah telah resmi menjadi bahasa sastra Arab modern, bahasa buku-buku ilmiah dan bahasa pidato resmi kenegaraan dan administrasi pemerintahan Negara-negara Arab. Yang mana muncunya berawal sejak Mesir ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte>
Langkah- langkah pembaharuan yang dilakukan oleh para kaum terpelajar untuk mengembangkan bahasa Arab yaitu dengan dibuatnya lembaga kajian bahasa, perpustakaan, penerbitan buku-buku literature sastra dan bahasa Arab. Serta dirumuskannya beberapa metode pengajaran bahasa Arab yang membantu dalam menarik minat masyarakat belajar bahasa Arab yang modern.
Bahasa Arab yang terambil dari bahasa klasik juga mengalami perkembangan kearah bahasa Arab kontemporer Karena adanya tuntutan zaman. Untuk istilah-istilah kontemporer khususnya kosakata komunikasi, banyak diadopsi dari bahasa-bahasa media barat yang menjadi kiblat atas kemajuan informasi tekhnologi.

Refrensi
Artikel,http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab. Diakses tanggal 24,April 2008
Muhammad Abied al-Jabiri, Opini, http://www.islamemansipatoris.com/ diakses tanggal 30 October 2008
Muhammad Luthfi, Makalah,(Kedudukan Bahas Arab Dewasa Ini dalam Percaturan dunia Internasional), Disampaikan pada Seminar Inter Nasional di hotel Kenari Makassar 8-oktober-2008
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Cet.II;Bandung: umaniora, 2007)
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,(Cet.II; Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2004)
Sabah GAzzawi, The Arabic Language, (Washinton: Center for Contemporary Arab Studies, 1992)
Muhammad Abied al-Jabiri, Opini, http://www.islamemansipatoris.com/ diakses tanggal 30 October 2008
Danial Jalaluddin, “Bahasa Arab Di Era Global”,Makalah, (Makassar, PPs UIN Alauddin t.th)
Abd. Azis Syaraf, al Lughah al ‘Ilamiyah, (Cairo, t.p.,t.th.)
Read More......